Setiap
binatang memiliki cara yang khas dalam mempertahankan diri dari predator. Salah
satu yang unik adalah kumbang branchinus.
kumbang branchinus mendiami
sebagian besar benua, dengan pengecualian Antartika. Mereka biasanya tinggal di
hutan atau padang rumput di zona beriklim tetapi dapat ditemukan di lingkungan
lain jika ada tempat-tempat lembab untuk bertelur.
Sebagian besar spesies kumbang branchinus adalah serangga
karnivora, dan termasuk larva. Kumbang ini biasanya berburu serangga lain di malam
hari , tetapi seringkali berkumpul dengan serangga lainnya saat tidak aktif
mencari makanan.
Kumbang ini memiliki sepasang kelenjar diujung
perutnya. Setiap kelenjar berisi dua ruang. Ruang yang paling dalam berisi
senyawa hidrokuinon dan hidrogen peroksida, sedangkan ruang terluar berisi
enzim . Pada saat mendapat ancaman, Kumabng ini mengontraksikan otot-otot yang
akan membuka katup waduk tersebut dan memaksa dua reaktan ke dalam ruang pencampuran
berdinding tebal dilapisi dengan sel yang menghasilkan enzim yang dapat membantu
menyekresikan hidrokuinon dan hidrogen peroksida .
Reaksi ini
bersifat eksotermis, dengan kalor reaksi dapat diperkirakan sebagai berikut :
Berdasarkan hukum hess,
kalor reaksi keseluruhan dapat dihitung sebagai berikut.
Kalor yang tinggi ini cukup untuk mendidihkan Campuran reaksi
menjadi uap. Uap ini disemprotkan dengan kuat terhadap predator. Sehingga
predator terpukul mundur. Di Dalam ruang pencampuran, enzim cepat memecah hidrogen peroksida,
melepaskan oksigen bebas, dan mengkatalisis oksidasi hydroquinon menjadi
p-kuinon. Reaksi ini sangat eksotermik,
dan energi yang dilepaskan dapat meningkatkan suhu campuran hingga mendekati
100 ͦ C , penguapan sekitar seperlima
dari itu. Resultan penumpukan tekanan memaksa katup masuk dari ruang
penyimpanan reaktan untuk menutup, sehingga melindungi organ internal kumbang.
Mendidih, cairan yang berbau busuk sebagian menjadi gas dengan evaporasi dan
dikeluarkan melalui katup eksplosif outlet, dengan suara popping yang keras.
Aliran reaktan ke dalam ruang reaksi dan ejeksi berikutnya,
terjadi dalam serangkaian sekitar 70 pulses, dengan kecepatan sekitar 500
pulses per detik. Seluruh urutan peristiwa ini hanya membutuhkan sepersekian
detik.
Disamping itu, Kuinon juga merupakan senyawa yang dapat mengusir
serangga dan binatang lain. Setiap Kumbang crachinus, membawa jumlah pereaksi
yang cukup banyak untuk menghasilkan 20 sampai 30 kali semprotan maut bagi
predator. Itulah Kumbang Brachinus yang memanfaatkan Ilmu kimia untuk
mempertahankan hidupnya.
Sumber : Chemistry
(Chang) 2002

